Pages

Minggu, 09 Januari 2011

Belajarlah dari seekor semut, sobat!!!


Belajarlah dari seekor semut, sobat!!!
(Ust. Muhammad Ayatullah Al-Atsary)
 
حَتّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَاآيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسَاكِنَكُمْ لاَ يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُوْدُهُ وَهُمْ لاَ يَشْعُرُوْنَ
Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, "Hai semut-semut masuklah ke sarang-sarang kalian! Benar-benar jangan sampai Sulaiman dan bala tentaranya menginjak kalian sedangkan mereka tidak merasa." QS. An-Naml : 18




Renungkan ayat di atas sobat! Aktor dalam kalam ilahi di atas adalah seekor semut  yang hidup di masa kerajaan Nabi Sulaiman. Kenapa Allah menampilkan cerita semut, binatang yang kecil ini?! Allah ingin menuntun muslimin agar mau belajar dan mengambil hikmah dari semua ciptaan-Nya walaupun dari yang kecil nan lemah. So, perhatikan hai saudara!
Dua dari sekian ibroh yang terkandung dalam shortstory di atas, adalah; bahwa setiap individu muslim hendaknya mempunyai rasa tanggung jawab kolektif. Rasa tanggung jawab yang tidak hanya dimiliki oleh seorang pemimpin negara, pemimpin suatu perusahaan/kantor, pemimpin suatu organisasi, pemimpin majlis taklim, pemimpin sekolah, pemimpin dalam cakup RW maupun RT dan instansi atau komunitas lainnya, tapi juga rasa tanggung jawab yang dijiwai oleh setiap anggota masyarakat, personil atau rakyat biasa. Lihatlah! Seekor semut pada ayat di atas! Dia bukan Raja/Pemimpin masyarakat semut, tapi ia disebut  نملة (seekor semut). Dan rasa tanggung jawab kolektif yang ia miliki dibuktikan dengan tindakan kongkrit, sebagaimana semut itu, ia 'berteriak' mengingatkan komunitasnya agar terhindar dari injakan pasukan Nabi Sulaiman yang dapat membahayakan diri mereka. Dan satu hal yang tak kalah penting, bahwa rasa tanggung jawab kolektif ini mengalahkan sifat egois (mementingkan diri sendiri). Perhatikan! Kalau saja semut itu lebih mementingkan dirinya, niscaya ia akan segera lari menyelamatkan diri dan tidak mempedulikan teman-temannya. Rasa tanggung jawab seperti ini sepantasnya dimiliki oleh tiap masyarakat negeri ini terhadap lingkungannya. Rasa saling memper-hatikan keadaan saudara dan lingkungannya akan menciptakan masyarakat yang sejahtera dan ber-kualitas. Bukankah Rasulullah saw. telah bersabda, "Barang siapa diantara kalian yang mampu untuk memberi manfaat kepada_saudaranya, hendaklah __ia lakukan." HR. Muslim.

Sekecil apapun manfaat yang bisa ia berikan, Rasulullah tetap menghasung untuk melakukannya. Di satu sisi Rasulullah saw. telah mengancam dengan tegas, "Barang siapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin maka ia bukan dari golongan mereka." HR. Ath-Thabrani dalam kitab Al-Mu'jamul Ausath.
Kedua, saling menasehati, saling mengingatkan, saling mengajak pada kebaikan dan saling mencegah dari kemunkaran. Tanpa ada rasa malu karena dirinya yang sederajat dengan lingkungannya. Tanpa ada rasa takut bila dicemooh orang lain, atau dianggap sok jagoan dan pahlawan. Tapi justru seekor semut menunjukkan keberanian-nya untuk angkat bicara, mengatakan yang benar tanpa rasa malu dan takut. Ia mengajak komunitasnya untuk menuju keselamatan dengan berlindung di liang-liang semut dan mengingatkan mereka agar terhindar dari mala petaka yang akan menimpa diri mereka. Saling menasehati adalah pekerjaan yang sulit. Beramar ma'ruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi munkar (mencegah dari perbuatan dosa) dalam satu komu-nitas memang membutuhkan keberani-an dan sikap jujur. Baik bagi yang memberi nasehat maupun yang me-nerima nasehat. Memang berat, bahkan -Na'udzubillah min syarri dzalik- tidak jarang sebagian kita mendukung satu kemunkaran karena terdapat kepenting-an kita di sana; entah itu kepentingan perut, hawa nafsu atau 'yang penting happy'. Padahal bila suatu kemunkaran dibiarkan, apalagi didukung, maka bala' akan turun menimpa seluruh anggota
masyarakat itu. Bala' tidak pilih kasih apakah ia sang pelaku atau bukan, seluruhnya akan merasakan bala' tersebut. Allah SWT. berfirman, "Dan takutlah kalian akan fitnah/adzab yang benar-benar tidak hanya menimpa orang-orang yang dzalim diantara kalian secara khusus." QS. Al-Anfal (8) : 25. Rasulullah saw. juga bersabda, "Apabila muncul maksiat pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab kepada mereka." Ummu Salamah, istri beliau bertanya, "Wahai Rasulullah apakah tidak ada orang-orang shaleh di kalangan mereka?" Rasul menjawab, "Ya, ada". "Lalu apa yang akan Allah perbuat kepada mereka?" beliau menjawab, "Allah akan mengadzab mereka sebagaimana yang ditimpa- __  
kan kepada para pelaku maksiat, kemudian mereka akan mendapatkan ampunan dan keridloan dari Pemelihara mereka." HR. Imam Ahmad. Oleh sebab itu, forum saling menasehati sesama anggota masyarakat harus senantiasa dihidupkan. Majlis ta'lim dalam rangka membina umat demi kemaslahatan individunya harus selalu dilestarikan. Dan amar ma'ruf nahi munkar di tiap ling-kungan harus tetap ditegakkan. INGAT!!! Selama kemunkaran merajalela maka nahi munkar wajib untuk dilaksanakan agar semua masyarakat kita selamat dari dosa dan musibah. Wallahu a'lam.


_
__

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About