PENDAHULUAN
Israiliyat[1] merupakaan cerita yang berkaitan
erat dengan Tafsir bil-Ma’tsur (Tafsir yang berdasarkan Hadits dan
Riwayat). Keberadannya disela-sela penafsiran al-Qur’an bisa menimbulkan
perusakan ajaran Islam tanpa disadari oleh umat islam itu sendiri, khususnya
Israiliyat yang merusak aqidah.
Israiliyat
sebenarnya merupakan kisah yang bersumber dari literatur Ahli Kitab, yang
kebanyakan bersumber dari orang Yahudi, atau orang Islam yang dahulunya pernah
memeluk agama Yahudi. Sebenarnya para shahabat yang masuk Islam itu tidak
menyampaikan cerita bohong. Sebab selama mereka memeluk agama Yahudi,
kisah-kisah itulah yang mereka punya. Ketika ada ayat al-Qur’an menyinggung
kisah yang sama, mereka pun memberikan komentar berdasarkan apa yang mereka
baca dari kitab-kitab mereka sebelumnya.
Meskipun
ada kebohongan, tidak serta-merta bersumber dari para shahabat, melainkan
kebohongan tersebut sudah ada sebelum agama mereka. Dalam kitab-kitab tafsir
tidak terlepas dari Israiliyat. Bahkan Muhammad Rasyid Ridha, yang
menyusun Tafsir al-Manar, yang dikenal sabagai mufassir yang sangat
menentang keberadaan Israiliyat. Namaun menurut al-Dazahabi, ternyata dalam
tafsir al-Manar terdapat sebagian riwayat yang bersumber dari Israiliyat.